Kamis, 04 Juli 2013

ACL


Konfigurasi Router


Router>enable
Router#config t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname Edmonton
Edmonton(config)#int fa0/0
Edmonton(config-if)#ip add 172.16.10.1 255.255.255.0
Edmonton(config-if)#no sh
Edmonton(config-if)#exit
Edmonton(config)#int fa1/0
Edmonton(config-if)#ip add 172.16.20.1 255.255.255.0
Edmonton(config-if)#no sh
Edmonton(config-if)#exit
Edmonton(config)#int se2/0
Edmonton(config-if)#ip add 172.16.30.1 255.255.255.0
Edmonton(config-if)#no sh
Edmonton(config-if)#exit
Edmonton(config)#router eigrp 10
Edmonton(config-router)#network 172.16.10.0 0.0.0.255
Edmonton(config-router)#network 172.16.20.0 0.0.0.255
Edmonton(config-router)#network 172.16.30.0 0.0.0.255
Edmonton(config-router)#exit
Edmonton(config)#exit
Router>enable
Router#config t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname Red_Deer
Red_Deer(config)#int fa0/0
Red_Deer(config-if)#ip add 172.16.40.1 255.255.255.0
Red_Deer(config-if)#no sh
Red_Deer(config-if)#exit
Red_Deer(config)#int fa1/0
Red_Deer(config-if)#ip add 172.16.50.1 255.255.255.0
Red_Deer(config-if)#no sh
Red_Deer(config-if)#exit
Red_Deer(config)#int se2/0
Red_Deer(config-if)#ip add 172.16.30.2 255.255.255.0
Red_Deer(config-if)#clock rate 64000
Red_Deer(config-if)#no sh
Red_Deer(config-if)#exit
Red_Deer(config)#int se3/0
Red_Deer(config-if)#ip add 172.16.60.1 255.255.255.0
Red_Deer(config-if)#clock rate 64000
Red_Deer(config-if)#no sh
Red_Deer(config-if)#exit
Red_Deer(config)#router eigrp 10
Red_Deer(config-router)#network 172.16.40.0 0.0.0.255
Red_Deer(config-router)#network 172.16.50.0 0.0.0.255
Red_Deer(config-router)#network 172.16.30.0 0.0.0.255
Red_Deer(config-router)#network 172.16.60.0 0.0.0.255
Red_Deer(config-router)#exit
Red_Deer(config)#exit
calgary
Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname Calgary
Calgary(config)#int fa0/0
Calgary(config-if)#ip add 172.16.70.1 255.255.255.0
Calgary(config-if)#no sh
Calgary(config-if)#ex
Calgary(config)#int fa1/0
Calgary(config-if)#ip add 172.16.80.1 255.255.255.0
Calgary(config-if)#no sh
Calgary(config-if)#ex
Calgary(config)#int se2/0
Calgary(config-if)#ip add 172.16.60.2 255.255.255.0
Calgary(config-if)#no sh
Calgary(config-if)#ex
Calgary(config)#router eigrp 10
Calgary(config-router)#network 172.16.70.0 0.0.0.255
Calgary(config-router)#network 172.16.80.0 0.0.0.255
Calgary(config-router)#network 172.16.60.0 0.0.0.255
Calgary(config-router)#ex
Calgary(config)#ex
set ACL :
1. 10.0 tidak boleh di akses oleh 40.0
Edmonton#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Edmonton(config)#access-list 10 deny 172.16.40.0 0.0.0.255
Edmonton(config)#access-list 10 permit any
Edmonton(config)#int fa0/0
Edmonton(config-if)#ip access-group 10 out
Edmonton(config-if)#end
2. 10.7 tidak boleh di akses oleh 10.5
Red_Deer#ena
Red_Deer#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Red_Deer(config)#access-list 110 deny ip host 172.16.10.5 host 172.16.50.7
Red_Deer(config)#access-list 110 permit ip any any
Red_Deer(config)#int fa1/0
Red_Deer(config-if)#ip access-group 110 out
Red_Deer(config-if)#end
3. 10.5 boleh mengakses Red Deer meggunakan telnet     
Red_Deer#ena
Red_Deer#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Red_Deer(config)#access-list 20 permit host 172.16.10.5
Red_Deer(config)#line vty 0 4
Red_Deer(config-line)#access-class 20 in
Red_Deer(config-line)#end

Kamis, 13 Juni 2013

CARA MENGHITUNG SUBNETTING DENGAN VLSM ( VARIABLE LENGHT SUBNET MASK )

Postingan kali ini saya akan membahas tentang bagaimana Caranya subnetting dengan Variable Lenght Subnetting Mask ( VLSM ). Sebelum bahas lebih lanjut baiknya kita tahu apa sih VLSM itu?

VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM (Fixed Length Subnet Mask). Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang.
Untuk lebih mudahnya sebagai contoh, kita akan menghitung alamat IP menggunakan VLSM dengan topologi sebagai berikut:



Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan. yaitu pada LAN4 dengan 58 Host, LAN1 (26 Host), LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan masing2 WAN 2 Host. Disini diberikan IP 192.168.1.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM.
NetMask Desimal NetMask Biner Format CIDR Jumlah Host
255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000 /24 254
255.255.255.128 11111111.11111111.11111111.10000000 /25 126
255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000 /26 62
255.255.255.224 11111111.11111111.11111111.11100000 /27 30
255.255.255.240 11111111.11111111.11111111.11110000 /28 14
255.255.255.248 11111111.11111111.11111111.11111000 /29 6
255.255.255.252 11111111.11111111.11111111.11111100 /30 2

1. Menghitung IP untuk LAN4 ( 58 Host )
Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tdk digunakan), karena kita hanya butuh 58 Host. Kita tentukan subnet mask yang memiliki host lebih dari 58, dilihat dari tabel diatas yang terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.
berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26:
Network IP Range Broadcast
.0 .1-.62 .63
.64 .65-.126 .127
.128 .129-.190 .191
.192 .193-.254 .255

untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/26
Network 192.168.1.0
IP Range 192.168.1.1-192.168.1.62
Broadcast 192.168.1.63

2. Menghitung IP untuk LAN1 ( 26 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.224.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27):
Network IP Range Broadcast
.64 .65-.94 .95
.96 .97-.126 .127
.128 .129-.158 .159
.160 .161-.190 .191

untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/27
Network 192.168.1.64
IP Range 192.168.1.65-192.168.1.94
Broadcast 192.168.1.95

3. Menghitung IP untuk LAN3 ( 10 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.64/27 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.240.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28):
Network IP Range Broadcast
.96 .97-.110 .111
.112 .113-.126 .127
.128 .129-.142 .143
.144 .145-.158 .159
Karena ada 2 LAN yang butuh 10 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28
Network 192.168.1.96
IP Range 192.168.1.97-192.168.1.110
Broadcast 192.168.1.111

Network 192.168.1.112
IP Range 192.168.1.113-192.168.1.126
Broadcast 192.168.1.127

4. Menghitung WAN untuk LAN2 dan LAN3 ( 2 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252.
Karena diLAN sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.128/28. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.252.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30):
Network IP Range Broadcast
.128 .129-.130 .131
.132 .133-.134 .135
.136 .137-.138 .139
.140 .141-.142 .143
.144 .145-.146 .147
Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.128/30, 192.168.1.132/30 dan 192.168.136/30
Network 192.168.1.128
IP Range 192.168.1.129-192.168.1.130
Broadcast 192.168.1.131

Network 192.168.1.132
IP Range 192.168.1.133-192.168.1.134
Broadcast 192.168.1.135

Network 192.168.1.136
IP Range 192.168.1.137-192.168.1.138
Broadcast 192.168.1.139

Yah akhirnya selesai juga, itulah tadi perhitungan IP Address menggunakan VLSM.

Kamis, 21 Maret 2013

Tugas 1 Jarkom III

Rancangan Topologi Sederhana - Tugas Jarkom 3, Perintah Dasar “show” Bagi Router (Basic Router CLI Show Command)
Adalah perintah yang digunakan untuk menampilkan dan memeriksa status dari Router yang dibagi menjadi 4 kategori :

1.General Use
> Show running-config
> Show startup-config
> Show version

2.Routing Related
> Show ip protocols
> Show ip route

3.Interface Related
>  Show interfaces
> Show ip interface brief
> Show Protocols

4.Connectivity Related
> Show cdp neighbors
> Show sessions
> Show ssh
> ping
> tracerroute














No.
Perintah Penuh
Perintah Singkat
Maksud Perintah
1.
show running-config
sh ru
Menampilkan konfigurasi yang sedang berjalan di RAM. Termasuk host name, passwords, interface IP addresses, routing protocol yang aktif, DHCP dan konfigurasi NAT. Dapat dijalankan di EXEC mode.
2.
show startup-config
sh st
Menampilkan konfigurasi yang sedang berjalan di NVRAM. Termasuk host name, passwords, interface IP addresses, routing protocol yang aktif, DHCP dan konfigurasi NAT.
3.
show version
sh ver
Menampilkan informasi tentang versi software yang sekarang sedang jalan lengkap dengan informasi hardware dan devicenya.
4.
show ip protocols
sh ip pro
Menampilkan status interface IP baik secara global maupun khusus dari protokol yang terkonfigurasi pada saat ini (konfigurasi IP awal).
5.
show ip route
sh ip ro
Menampilkan Konfigurasi IP yang dilakukan baik secara global maupun secara khusus dari router. Baik berupa configurasi IP  pada FastEthernet0/0 maupun pada IP Serial2/0
6.
show interfaces
sh int
Untuk menampilkan statistic semua interface router mulai dari FastEthernet dan Serial. Untuk menampilkan statistic interface tertentu, menggunakan perintah show interfaces diikuti dengan nomor port/slot interface, contoh :
DeWe#show interfaces serial 0/1
7.
show ip interface brief
sh ip int br
Menampilkan Konfigurasi pada interface yang terhubung pada router. Baik konfigurasi yang sedang berjalan maupun yang konfigurasi yang tidak berjalan (belum terkonfigurasi). Pada perintah ini kita dibawa untuk mengetahui : Interface, IP-Address, Method, Status, Protocol
8.
show protocols
sh prot
menampilkan status interface baik secara global maupun khusus dari protokol layer 3 yang terkonfigurasi.
9.
show cdp neighbors
sh cdp ne
Untuk mengetahui Capability Codes, yang meliputi : R (Router), T (Trans Bridge), B (Source Route Bridge), S (Switch), H (Host), I (IGMP), r (Repeater), P (Phone). Selain itu juga digunakan untuk mengetahui
Device ID diantaranya : Local Intrfce, Holdtme, Capability, Platform, Port ID
10.
show sessions
Sh ses
Untuk mengetahui koneksi yang sedang berjalan (koneksi yang di buka)
11.
show ssh
show ss
Untuk melakukan koneksi dengan server SSHv2 dan SSHv1
12.
ping
Pi
Untuk melakukan / melihat koneksi antar jaringan yang sedang berhubungan. Perintah ping harus diikuti address or hostname. Contoh ; ping 192.168.1.1
13.
traceroute
tra
Untuk mengirimkan secara serempak sebuah urutan paket dengan menambahkan nilai TTL (Time to Live). Ketika sebuah router lanjutan menerima sebuah paket terusan, maka akan mengurangi nilai TTL sebelum meneruskan nya ke router berikutnya. Perintah trace diikuti oleh address or hostname 

Rabu, 05 Desember 2012

Konfigurasi Router RIP






Konfigurasi Console PC4
Router>en
Router#conf term
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fas0/0
Router(config-if)#ip ad 192.5.5.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#int fas1/0
Router(config-if)#ip ad 205.7.5.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet1/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet1/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip ad 201.100.11.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down
Router(config-if)#exit
Router(config)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up

Router(config)#Router RIP
Router(config-router)#Version 2
Router(config-router)#Network 201.100.11.0
Router(config-router)#Network 192.5.5.0
Router(config-router)#Network 205.7.5.0
Router(config-router)#

Konfigurasi Console PC 6
Router>en
Router#conf term
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface serial2/0
Router(config-if)#ip add 199.6.13.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down
Router(config-if)#exit
Router(config)#int se3/0
Router(config-if)#ip add 201.100.11.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial3/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#int fa
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial3/0, changed state to up
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 219.17.100.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up

Router(config)#Router RIP
Router(config-router)#Version 2
Router(config-router)#Network 201.100.11.0
Router(config-router)#Network 219.17.100.0
Router(config-router)#Network 199.6.13.0
Router(config-router)#

Konfigurasi PC 8
Router>en
Router#conf ter
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int se3/0
Router(config-if)#ip add 199.6.13.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial3/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial3/0, changed state to up

Router(config)#int se2/0
Router(config-if)#ip add 204.204.7.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down
Router(config-if)#exit
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 223.8.151.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up

Router(config)#Router RIP
Router(config-router)#Version 2
Router(config-router)#Network 199.6.13.0
Router(config-router)#Network 223.8.151.0
Router(config-router)#Network 204.204.7.0
Router(config-router)#



Konfigurasi Console PC 9
Router>en
Router# config ter
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int se3/0
Router(config-if)#ip add 204.204.7.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial3/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial3/0, changed state to up

Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 210.93.105.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#Router RIP
Router(config-router)#Version 2
Router(config-router)#Network 204.204.7.0
Router(config-router)#Network 210.93.105.0
Router(config-router)#


Konfigurasi Console PC 10
Router>en
Router#conf ter
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 210.93.105.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
 %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Router(config-if)#exit
Router(config)#


Ini adalah hasil ping koneksi antar beberapa host yang coba dikoneksikan :






Rabu, 17 Oktober 2012

Konfigurasi Router

Ini tugas ke 2 dalam mata kuliah Jarkom2, .
Pertama - tama yang harus d lakukan, buat dulu tuh komponen - komponennya , pilih dan letakan 4 komputer , 2 switch, 1 router, dengan 6 kabel straight, sambungkan kabel2 nya pilih yang fastEthernet, kali ini contoh Network nya 192.168.1.0 dan 10.0.0.0, contoh hasilnya seperti gambar di bawah,




Setelah itu buat lagi 1 komputer untuk adminnya, dan ambil kabel console, klik ke komputernya pilih yang RSS 232 sambungkan ke router pilih yang console, maka hasilnya seperti pada gambar dibawah ini,



Setelah langkah yang tadi selesai, kemudian saatnya mengatur router nya, lewat komputer admin tadi. Klik komputer nya, pilih tab desktop dan klik Terminal trus klik OK, maka akan tampak seperti gambar dibawah ini nih,



kita bisa setting router nya dengan Syntax (perintah) seperti di bawah ini, bisa dilihat syntaxnya pada gambar,


Kurang lebih penulisan syntaxnya seperti ini sesuai gambar d atas,
-Syntax untuk Network 192.168.1.0 :
Router>enable
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown

- Syntax untuk Network 10.0.0.0 :
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 1/0
Router(config-if)#ip address 10.0.0.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shutdown

Setelah setting router td d lakukan, maka hasilnya kabel akan berubah menjadi berwarna hijau seperti ini :


Tapi sabar dl, itu masih belum connect, ganti dulu Ip Address komputer nya

Kemudian kita setting ip address dari komputer nya satu per satu :

Komputer PC0 : klik komputernya, pilih tab desktop dan klik IP configuration, Ketikkan IP, subnet mask, dan gateway nya, seperti pada gambar di bawah ini,



Komputer PC1 : sama caranya seperti yang diatas tadi, tinggal IPnya diubah jd seperti ini,

Komputer PC2: Sama seperti sebelumnya, tiggal liat perubahan IPnya saja d gambar,

Komputer PC3: wah masi sama lg kekna, cekibrot gambar ajah,


Setelah di setting semua IP address nya, kita coba cek koneksi nya apakah sudah terkoneksi atau belum dengan cara Ping pake Command Prompt atau cmd ,
-Coba dari PC1 ke PC3 : klik PC1 nya, pilih tab desktop lalu klik command prompt,
Dan ketikkan ping 10.0.0.3, Seperti pada gambar dibawah ini,


Jika hasilnya sudah reply from bla bla bla, berati sudah connect hehe :), jika kita mau cek ke komputer lain jg bisa, tinggal klik PC nomer brp aja yng mw d cek, trus ketikin IP komputer yang d tuju.

Rabu, 26 September 2012

Tugas Jarkom 3P41

IP (internet protocol) adalah cara pengalamatan komputer dalam jaringan. 

IP Publik

IP Publik adalah jenis IP yang pada saat penggunaannya harus diregistrasi (ke badan penyalur IP address, supaya tidak bentrok dan tabrakan maksudnya...) karena IP ini dapat dikenali oleh jaringan internet di seluruh dunia melewati router-routernya. IP public sendiri diperoleh dari  iternet service provider(ISP).

IP Public juga merupakan IP address yang digunakan untuk lingkup internet, host yang menggunakan IP public dapat diakses oleh seluruh user yang tergabung diinternet baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui proxy/NAT).  

contoh IP Public adalah akses Speedy modem yang merupakan IP Public 125.126.0.1

IP Private

IP private adalah jenis IP yang pada saat penggunaannya tidak perlu diregistrasi, sebab oleh router (semacam penggiring bola di internet) IP jenis ini tidak akan diteruskan kemana-mana karena bekerja secara lokal atau LAN, IP ini digunakan atau dibuat sendiri oleh adminstrator untuk mempermudah pengaturan IP disetiap komputer tanpa harus meregistrasi setiap IP pada komputer tersebut.

IP Private juga merupakan IP address yang digunkan untuk lingkup intranet, host yang menggunakan IP Private hanya bisa diakses di linkup intranet saja.  

contoh IP private akses di LAN modem menggunakan IP Private 192.168.1.1

contoh kasus:
Sebuah warnet yg terdiri dari 20 komputer hanya menggunakan 1 ip public pada server, untuk berinteraksi dengan jaringan luar ex: 210.123.123.123, sedangkan 20 pc lain menggunakan ip private (192.168.0.1- 192.168.0.20), ke 20 pc menerima data dari pc server. jadi isp tidak perlu menyediakan 21 ip, cukup 1 saja untuk server...

PERBEDAAN IP PUBLIK dengan IP PRIVATE

IP publik yang ditugaskan untuk setiap komputer yang terhubung pada internet dimana setiap IP adalah unik. Maka akan tidak bisa ada dua komputer dengan alamat IP publik yang sama dalam seluruh Internet. Skema pengalamatan memungkinkan komputer untuk “menemukan satu sama lain” dan melakukan pertukaraninformasi. Alamat IP publik ditugaskan untuk komputer oleh Internet Service Provider secara langsung setelah komputer terhubung ke gateway Internet.

IP private adalah alamat IP dianggap pribadi jika nomor IP termasuk dalam salah satu rentang alamat IP untuk jaringan pribadi seperti Local Area Network (LAN). Alamat IP  Private/Pribadi yang digunakan untuk penomoran komputer dalam jaringan pribadi termasuk rumah, sekolah dan LAN bisnis di bandara dan hotel yang memungkinkan komputer dalam jaringan untuk berkomunikasi satu sama lain.

Private IP dipakai untuk komunikasi dalam jaringan dimana IP publik digunakan untuk komunikasi melalui Internet.

IANA (Internet Assigned Numbers Authority)


IANA  singkatan dari Internet Assigned Numbers Authority adalah sebuah organisasi yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat yang mengurusi masalah penetapan parameter protokol internet, seperti ruang alamat IP, dan Domain Name System (DNS). IANA juga memiliki otoritas untuk menunjuk organisasi lainnya untuk memberikan blok alamat IP spesifik kepada pelanggan dan untuk meregistrasikan nama domain. IANA juga bertindak sebagai otoritas tertinggi untuk mengatur root DNS yang mengatur basis data pusat informasi DNS, selain tentunya menetapkan alamat IP untuk sistem-sistem otonom di dalam jaringan Internet. IANA beroperasi di bawah naungan Internet Society (ISOC). IANA juga dianggap sebagai bagian dari Internet Architecture Board (IAB).

     IANA memberikan tanggungjawab dalam mengatur pengaturan ruang alamat IP dan DNS kepada tiga badan lainnya yang bersifat regional, yakni sebagai berikut:
  • American Registry for Internet Numbers (ARIN), yang bertanggungjawab dalam menangani wilayah Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika bagian Selatan (sub-Sahara).
  • Réeseaux IP Européens (RIPE), yang bertanggungjawab dalam menangani wilayah Eropa dan Afrika bagian utara (Sahara).
  • Asia Pacific Network Information Center (APNIC), yang bertanggungjawab dalam menangani kawasan Asia dan Australia.
IANA akan digantikan oleh sebuah badan nonprofit internasional yang disebut sebagai Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), karena meningkatnya penggunaan Internet.
 
 
RIPE (Réseaux IP Européens)

            RIPE NCC adalah Regional Internet Registry (RIR) untuk Eropa, Timur Tengah dan bagian-bagian dari Asia Tengah. Ini bermarkas di Amsterdam, Belanda.Sebuah RIR mengawasi alokasi dan pendaftaran nomor Internet sumber daya (alamat IPv4, alamat IPv6 dan Autonomous System (AS) Bilangan) di wilayah tertentu.RIPE NCC yang mendukung koordinasi teknis dan administratif infrastruktur Internet. Ini adalah tidak-untuk-keuntungan keanggotaan organisasi dengan lebih dari 6.000 (per Januari 2009) anggota yang terletak di lebih dari 70 negara di wilayah layanan.
Setiap individu atau organisasi yang dapat menjadi anggota RIPE NCC. Keanggotaan terdiri dari Internet Service Provider (ISP), telekomunikasi organisasi, lembaga pendidikan, pemerintah, regulator dan perusahaan besar.
RIPE NCC yang juga menyediakan dukungan teknis dan administratif untuk Réseaux IP Européens (RIPE), sebuah forum terbuka untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan teknis Internet.


Sejarah

            The RIPE NCC memulai operasinya pada April 1992 di Amsterdam, Belanda. Dana awal disediakan oleh jaringan akademis Réseaux Associés pour la Recherche Européenne (RARE) orang anggota, EARN dan EUnet. RIPE NCC yang resmi didirikan ketika versi Belanda Anggaran Dasar diendapkan dengan Amsterdam Chamber of Commerce pada tanggal 12 November 1997. RIPE NCC pertama Rencana Kegiatan diterbitkan pada Mei 1991.

Kegiatan

            RIPE NCC yang mendukung perkembangan internet melalui koordinasi teknis infrastruktur Internet di wilayah layanan dan sekitarnya. Itu melakukan banyak kegiatan di daerah ini, termasuk:

* Alokasi dan pencatatan sumber daya nomor Internet (IP Addresses dan AS Bilangan)
* Pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan RIPE Database
* Pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan RIPE Routing Registry
* Operasi K-akar, salah satu akar dunia nameserver
* Koordinasi dukungan untuk delegasi ENUM
* Pengumpulan dan publikasi statistik pada Internet netral perkembangan dan kinerja

RIPE NCC yang terdiri dari:

* Anggota
Anggota dapat langsung mempengaruhi kegiatan RIPE NCC dan jasa. Anggota bertanggung jawab untuk pencalonan dan pemilihan kandidat dalam RIPE NCC Badan Eksekutif dan untuk menerima RIPE NCC Pengisian Skema dan RIPE NCC menyetujui Laporan Keuangan setiap tahun. Anggota juga memberikan masukan kepada, dan umpan balik, kegiatan yang dilakukan dan layanan yang diberikan oleh RIPE NCC.
* Executive Board
* RIPE NCC mencalonkan dan memilih anggota Badan Eksekutif. Dewan terdiri dari antara tiga dan lima anggota dan bertanggung jawab untuk menunjuk RIPE NCC Direktur Pelaksana, untuk situasi keuangan secara keseluruhan dari RIPE NCC dan untuk membuat catatan yang memungkinkan situasi keuangan organisasi yang akan dievaluasi setiap saat.
* RIPE NCC Staf
Anggota staf melakukan kegiatan RIPE NCC, memberikan layanan kepada anggotanya dan memberikan dukungan administrasi bagi RIPE.

RIPE NCC dan RIPE
Réseaux IP Européens adalah suatu forum terbuka untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan teknis Internet. Meskipun nama mirip, RIPE dan RIPE NCC adalah entitas yang terpisah. Namun, mereka sangat saling tergantung. RIPE NCC yang memberikan dukungan administratif untuk RIPE, seperti Rapat RIPE fasilitasi dan memberikan dukungan administratif untuk RIPE Kelompok Kerja.

Biaya
Sumber daya nomor internet tidak memiliki nilai moneter. RIPE NCC para anggota pungutan biaya keanggotaan tahunan yang didasarkan pada sumber daya internet yang menerima anggota dari RIPE NCC. Biaya keanggotaan tahunan yang dikenakan kepada setiap anggota secara proporsional terkait dengan beban kerja yang terlibat dalam menyediakan sumber daya yang diminta oleh anggota.

The RIPE Database
            The RIPE Database adalah database publik yang berisi rincian pendaftaran alamat IP dan AS Bilangan awalnya dialokasikan kepada anggota oleh RIPE NCC. Hal ini menunjukkan organisasi atau individu yang saat ini terus yang nomor internet sumber daya, ketika alokasi ini dibuat dan rincian kontak. Organisasi atau individu yang memegang sumber daya ini bertanggung jawab untuk memperbarui informasi dalam database.

Pada Maret 2008, isi database yang tersedia untuk mendekati real-time mirroring (NRTM).
RIPE Routing Registry
The RIPE Routing Registry (RR) adalah sub-set RIPE Database dan menyimpan informasi routing RPSL. RIPE RR yang merupakan bagian dari Internet RR, koleksi database yang cermin satu sama lain. Informasi tentang nama domain dalam RIPE Database adalah untuk referensi saja: itu bukan nama domain registry yang dijalankan oleh kode negara Top Level Domain (ccTLD) administrator dari Eropa dan daerah sekitarnya.

Daerah layanan
            RIPE NCC di wilayah pelayanan terdiri dari negara-negara di Eropa, Timur Tengah dan bagian-bagian dari Asia Tengah. RIPE NCC layanan yang tersedia untuk pengguna di luar wilayah ini melalui Local Internet Registries; badan-badan tersebut harus memiliki alamat hukum yang berlaku di dalam wilayah layanan, tetapi dapat menawarkan jasa mereka kepada siapa pun (Daftar Negara-negara Anggota).
 
APNIC (Asia Pacific Network Information Centre)
 
Asia Pacific Network Information Centre (APNIC) adalah Regional Internet Registry untuk kawasan Asia Pasifik. APNIC menyediakan jumlah alokasi sumber daya dan layanan registrasi yang mendukung operasi global Internet. Ini adalah bukan untuk mencari keuntungan, organisasi berbasis keanggotaan yang anggotanya termasuk Internet Service Provider, Internet Registries Nasional, dan organisasi serupa.

APNIC fungsi utama adalah:

* Mengalokasikan IPv4 dan IPv6 address space, dan Autonomous System Numbers
* Memelihara Database Whois publik untuk wilayah Asia Pasifik
* Reverse DNS delegasi
* Mewakili kepentingan komunitas internet Asia Pasifik di panggung global
 Pertemuan Kebijakan Terbuka Setiap tahun, APNIC mengadakan dua pertemuan kebijakan terbuka. Ini memberikan kesempatan masyarakat untuk datang bersama-sama untuk pengembangan kebijakan, pengambilan keputusan, pendidikan, pertukaran informasi, dan jaringan - baik profesional dan sosial. Kebijakan Terbuka pertama setiap tahun Rapat diselenggarakan sebagai jejak konferensi Asia Pacific Regional Internet Conference on Operational Technologies (APRICOT), dan yang kedua adalah sebagai standalone diadakan pertemuan. Pertemuan diadakan di berbagai lokasi di seluruh Asia Pasifik dan sering melibatkan unsur-unsur budaya ekonomi negara tuan rumah.

Pelatihan APNIC
            APNIC mengadakan beberapa kursus pelatihan di berbagai lokasi di seluruh wilayah. Kursus-kursus ini dirancang untuk mendidik peserta untuk mahir mengkonfigurasi, mengelola dan memberikan layanan internet mereka dan infrastruktur dan untuk menerima praktek-praktek terbaik saat ini.

Whois database
            Database Whois APNIC detail dari registrasi berisi alamat IP dan nomor AS awalnya dialokasikan oleh APNIC. Ini menunjukkan organisasi-organisasi yang memegang sumber daya, di mana alokasi dibuat, dan rincian kontak untuk jaringan. Organisasi yang memegang sumber daya yang bertanggung jawab untuk memperbarui informasi mereka dalam database. Basis data dapat dicari dengan menggunakan antarmuka web pada situs APNIC, atau dengan mengarahkan klien whois Anda whois.apnic.net (misalnya, whois-h whois.apnic.net 203.37.255.97).

Sejarah

APNIC didirikan pada tahun 1992 oleh Asia Pasifik Koordinator Komite Penelitian Intercontinental Networks (APCCIRN) dan Asia Pacific Engineering and Planning Group (APEPG). Kedua kelompok itu kemudian digabung dan berganti nama menjadi Kelompok Jaringan Asia Pasifik (APNG). Ini didirikan sebagai sebuah proyek percontohan untuk memberikan ruang alamat seperti yang didefinisikan oleh RFC-1366, dan juga mencakup singkat yang lebih luas: "Untuk memfasilitasi komunikasi, bisnis, dan budaya dengan menggunakan teknologi internet".
Pada tahun 1993, APNG menemukan mereka tidak mampu menyediakan payung formal atau struktur hukum untuk APNIC, dan jadi pilot proyek ini menyimpulkan, tetapi APNIC terus eksis secara independen di bawah kekuasaan IANA sebagai 'proyek sementara'. Pada tahap ini, APNIC masih tidak memiliki hak-hak hukum, keanggotaan, dan struktur biaya.
Pada tahun 1995, pelantikan diadakan pertemuan APNIC di Bangkok. Ini adalah pertemuan dua hari, dijalankan oleh para relawan, dan bebas untuk hadir. Sumbangan sukarela dicari sesuai dengan ukuran organisasi, mulai dari $ 1.500 untuk 'kecil', melalui ke $ 10.000 untuk 'besar'. Tiga anggota jenis didefinisikan oleh APNIC-001: ISP (lokal IR), Enterprise, dan Nasional.
            1996 melihat struktur biaya yang layak diperkenalkan, pembentukan keanggotaan, dan penyelenggaraan pertemuan APRICOT pertama.1997 Pada saat tiba, itu menjadi semakin jelas bahwa APNIC lingkungan setempat di Jepang membatasi pertumbuhan - misalnya, staf terbatas pada anggota 4-5. Oleh karena itu, perusahaan konsultan KPMG dikontrak untuk menemukan lokasi yang ideal di kawasan Asia Pasifik untuk APNIC markas baru.Untuk alasan-alasan seperti infrastruktur stabil, rendahnya biaya hidup dan operasi, dan keuntungan pajak bagi organisasi keanggotaan, Brisbane, Australia dipilih sebagai lokasi baru, dan relokasi selesai antara bulan April dan Agustus, 1998, sambil tetap menjaga seluruh operasi terus-menerus.

            Pada tahun 1999, relokasi itu selesai, krisis ekonomi Asia berakhir, maka mulai periode konsolidasi untuk APNIC - masa pertumbuhan berkelanjutan, pengembangan kebijakan, dan penciptaan dokumentasi dan sistem internal.Sejak itu, APNIC telah terus tumbuh dari awal yang sederhana ke anggota lebih dari 1.500 di 56 ekonomi di seluruh wilayah dan sekretariat dari sekitar 50 anggota staf yang terletak di kantor pusat di Brisbane, Australia.

Proses pengembangan kebijakan

            Kebijakan-kebijakan APNIC dikembangkan oleh keanggotaan dan lebih luas komunitas internet. Media besar untuk pengembangan kebijakan adalah face-to-face Pertemuan Kebijakan Terbuka, yang diadakan dua kali setiap tahun, dan milis diskusi.
  
AFRINIC (African Network Information Center)
  
            AFRINIC  adalah Regional Internet Registry (RIR) untuk Afrika.
AfriNIC, yang berkantor pusat di Ebene City, Mauritius, untuk sementara diakui oleh ICANN pada 11 Oktober 2004 dan menjadi fungsional operasional pada 22 Februari 2005. Itu diakui oleh ICANN pada bulan April 2005.
     
Sebelumnya, alamat IP untuk Afrika didistribusikan oleh APNIC, ARIN, dan RIPE NCC. [1]

AfriNIC telah dialokasikan alamat IPv4 blok 41.0.0.0 / 8, 196.0.0.0 / 8 dan 197.0.0.0 / 8 dan IPv6 blok 2c00:: / 12 dan 2001:4200:: / 23. Adiel AKPLOGAN, sebuah Togo Nasional, adalah CEO registri.
 
IDNIC
 
IDNIC merupakan  pihak yang memiliki otoritas untuk memberikan domain name ID sebagai CCTLD (Country Code Top Level Domain). Wewenang IDNIC ini berasal dari pihak InterNIC sebagai pengelola top level domai ..
   
            Pendelegasian DTT-ID tercatat di dalam basis data InterNIC dengan NIC-Handle ID1-DOM. Jadi, pendelegasian ini tidak berdasarkan SK dan tidak berasal dari ITU (International Telecommunication Union). Bukan merupakan hasil munas organisasi mana pun, serta bukan warisan dari nenek moyang. Dengan sendirinya, tidak dibutuhkan restu dari pihak  tertentu untuk mengelola DTT-ID!
            Regulasi yang akan/ingin diterapkan terhadap proses pendaftaran domain perlu ditelaah dengan sangat seksama. Pasalnya sebelum 1994, nyaris tidak ada yang tahu-menahu mengenai hal-ihwal internet. Agak sulit jika menerapkan secara langsung ketentuan seperti Undang-undang No. 3 Tahun 1989 yang telah diperbaharui dengan UU N0 36/1999 tentang Telekomunikasi, serta peraturan pelaksananya. Terlebih, aspek pendaftaran domain tidak terkait langsung dengan menyelenggarakan kegiatan komunikasi.
Kegiatan ini mengandung aspek pendaftaran, legalitas, hak azasi, jati diri, dan lain-lain yang lebih dekat dengan sektor hukum. Sekali lagi perlu ditekankan, bahwa kerangka kerja yang digunakan harus tidak mengabaikan semangat RFC-1591 serta bukannya gTLD-MoU, petunjuk dari ITU, hasil munas, dan seterusnya.
Indra K. Hartono, administrator domain name co.id dari IDNIC membantah jika pihaknya mempersulit domain name. Ia siap menerima kritikan dan masukan. Selain itu, Indra menegaskan bahwa IDNIC akan tetap independen. Berikut petikan wawancaranya dengan hukumonline:
   
   Benarkah untuk mendaftarkan domain name ID di IDNIC dipersulit?
Dengan tegas saya membantah dan menolak pendapat itu. Buktinya sejumlah Internet Service Provider (ISP), web hosting dan juga Internet Content Provider (ICP) bisa kita proses dengan cepat, bahkan bisa kurang dari 24 jam. Namun, memang juga ada yang lama. 
Lalu, apa masalahnya?
            Masalahnya dalam hal pendaftaran domain apakah applicant telah mengisi formulir dengan benar, apakah seluruh persyaratan sudah dipenuhi. Jika memang dianggap lambat ataupun lama, tidak saya pungkiri karena memang harus diperiksa satu per satu.
Beberapa juga ada yang ditolak, sehingga banyak antrean penolakan domain name. Yang mengantre ini, secara otomatis kan..menunggu yang di depannya selesai diproses, sehingga mereka ini akan terlambat menerima domain name-nya. Hal ini lah yang membuat permasalahan yang ada. Selain itu, jika mereka tidak mengisi formulir dengan benar, maka waktunya akan lebih lama.
   
   IDNIC ini kan mengatur kepentingan publik, Namun, mengapa menutup diri
   dari dari masukan dan koreksi dari publik?

   
            Masalah koreksi dan input dari masyarakat ini sudah kami implementasikan dalam mailing-list. Jika diikuti dengan seksama, maka dalam mailing-list itu kami sering membahas secara intens suatu permasalahan, misalnya dalam hal masalah warnet. Saya tidak menutup
diri, memang IDNIC itu memiliki kelemahan dalam sisi pelayanan. Dan saya anggap kelemahan ini wajar dalam organisasi public service.
Jika ada pihak yang menganggap kami menutup diri, agaknya tidaklah sesuai dengan apa yang telah kita lakukan. Karena menurut kami, kritik itu merupakan hal yang sangat bermanfaat bagai vitamin, kritik itu membuat kami maju kok. Beberapa tahun mengurus domain name dengan kritikan kanan kiri, buat saya itu menandakan bahwa masyarakat itu care. Janganlah kami disalahkan, di mana kami mempunyai suatu metodologi yang selama kita tidak menyimpang. Yah& itu bukan berarti kami mempersulit.
   
   Bagaimana status IDNIC sehubungan dengan akan disahkannya PDTT-ID,
   apakah mungkin akan ada pembentukan baru?

   
             Sepanjang yang saya ketahui, hal itu hanyalah sekadar pengesahan lembaga pemerintahan (dalam hal ini oleh Menteri Perhubungan dan Telematika) atas IDNIC. Bagaimana jika proses pengesahan ini digunakan untuk menekan IDNIC di mana masyarakat akan menjadikan Dephubtel, khususnya Postel, sebagai perantaranya?
Opini seperti itu memang tidak bisa dihindari. Kami percaya hal positif saja, di mana pemerintah saat ini concern masalah domain name ini. Namun perhatian pemerintah ini janganlah dijadikan benteng-benteng baru. Di manapun di dunia ini tidak ada pemerintahn yang terlalu jauh campur tangan dalam masalah domain name. Artinya, sebaiknya pola ini juga dilakukan oleh pemerintah kita. Yang penting, sejauh ini kami tidak punya penafsiran yang terlalu jauh dan negatif  atas masalah PDTT-ID ini. Jadi PDTT-ID ini hanya akan merupakan pengesahan saja, lalu bagaimana dengan evaluasinya?
   Sejauh ini IDNIC tetap akan independen, dan kami tetap akan
   menjalankan aturan main yang telah ada.