Senin, 26 Maret 2012

(True Story) Kisah Sang Anak Yang Durhaka

Belakangan ini tidak jarang kita mendengar berita tentang maraknya perkelahiran antara Ayah dan Anak, tak jarang juga kita mendengar, membaca dan menonton berita tentang Ayah membunuh anak bahkan anak membunuh Ayah dan Ibunya.
Berikut ini adalah sebuah kisah nyata dari negara Singapura di beberapa tahun silam. Kisah ini sempat membuah heboh Singapura, sampai-sampai Perdana Menteri Lee Kwan Yew turun tangan. Lee Kuan Yew menjabat sebagai Perdana Menteri Singapura dari tahun 1959–1990. Semoga bisa menjadi motivasi kalian di hari Senin ceria ini.

Disebutkanlah ada seorang lelaki bussinessman yang kaya raya. Ketika istrinya meninggal dunia, ia mengundurkan diri dari dunia bisnis demi merawat, membesarkan dan mendidik sang anak laki-laki tunggalnya.

Sang anak semakin bertumbuh, dewasa dan menikah. Ia meminta ijin kepada ayahnya untuk tinggal bersama ayahnya di apartemen yang mewah. Ayahnya pun senang dan tentu saja ia mengijinkan anak dan menantunya tinggal bersamanya. Sang ayah tidak akan merasa kesepian lagi di apartemen yang luas dan mewah itu.
Awalnya hubungan ayah, anak dan menantu sangat baik, sang ayah merasa bahagia dan sangat mencintai anak tunggalnya tersebut. Tanpa ragu-ragu sedikitpun ia mewariskan dan membalikan nama seluruh harta kekayaannya termasuk apartemennya melalui seorang notaris.

Tahun demi tahun berlalu, masalah mulai timbul dalam rumah tangga sang anak yang melibatkan sang ayah juga. Entah permasalahan apa yang terjadi, suatu hari sang anak bertengkar hebat dengan sang ayah hingga si anak sampai hati mengusir ayahnya dari apartemen tempat mereka tinggal.

Karena seluruh hartanya termasuk uang tunai serta apartemen tempat tinggalnya sudah diberikan kepada anaknya, sejak itupun ia pun menjadi pengemis di Orchard Road (Jalan Orchard).

Seorang mantan bussinesman yang kaya raya dan terkenal di Singapura dalam sekejap mendadak menjadi pengemis.

Suatu hari, tanpa disengaja seorang teman bisnisnya sang ayah memberikan sedekah ia mengenali si ayah ini dan menanyakan apakah si ayah ini adalah teman bisnisnya dulu. Tentu saja si ayah malu dan menjawab bukan. Tapi temannya tersebut sangat yakin bahwa orang tua yang mengemis di Orchad Road itu adalah temannya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal tersebut kepada teman-temannya yang lain dan mereka bersama-sama mendatangi sang ayah di Orchard Road.

Melihat teman-teman bisnisnya dahulu datang menghampirinya, dengan menangis sang ayah menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Semua teman-teman sang ayah yang mendengar cerita tersebut merasa sangat marah terhadap kelakuan si anak.

Berita tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee Kwan Yew. PM Lee sangat marah dan memanggil si anak dan menantu durhaka tersebut “sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka seperti kalian”.
Lalu PM Lee memanggil Notaris yang dahulu menangani warisan dan pembalikan nama sang ayah. Surat warisan tersebut di sobek-sobek oleh PM Lee dan semua harta milik yang sudah diwariskan tersebut dikembalikan lagi atas nama sang ayah. Bahkan sejak saat itu, si anak dan menantu itu dilarang masuk ke apartemen ayahnya.

PM Lee Kwan Yew ini dikenal sebagai orang yang sangat berbakti kepada orangtuanya dan sangat menghargai para orang tua lanjut usia (lansia). Agar kejadian serupa tidak terulang lagi, PM Lee mengeluarkan dekrit yaitu “Larangan kepada para orangtua untuk tidak mewariskan hartanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal agar para lansia tetap dihormati dan dihargai hingga akhir hayatnya”.

Tidak hanya itu, PM Lee juga membuat dekrit lagi agar semua perusahaan negara dan swasta di Singapura memberi pekerjaan kepada para lansia agar para lansia tetap dapat beraktifitas, tidak tergantung kepada anaknya dan mempunyai penghasilan sendiri sehingga kelak hingga akhir hidupnya, ia akan terus dihargai.
Jika kalian ke Singapura, tidak perlu heran jika menemukan petugas cleaning service di Toilet airport, mall, restaurant adalah para lansia.

Selain itu PM Lee juga memberikan pendidikan sosial bagi anak-anak dan para remaja di Singapura. Anak-anak dan remaja tersebut diajarkan bahwa pekerjaan membersihkan toilet, membersihkan meja makan direstoran itu bukanlah pekerjaan yang memalukan. Pendidikan sosial ini diharapkan bagi para anak-anak dan remaja, kelak hinggadewasanya nanti mereka akan terus memiliki rasa hormat dan sayang kepada orangtuanya, bagaimana dan apapun kondisi orangtuanya. Walaupun orangtuanya sudah tidak sanggup duduk atau berdiri atau mungkin akan selamanya terbaring diatas tempat tidur, mereka akan tetap menghormatinya dengan cara merawatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar